Surat Terakhir Dari Sahabat Terbaik
Ada
sekelompok siswa yang sedang mengobrol di kantin sekolah yaitu Aya, Bintang,
Lala, Vivi, Resa, dan Afna. Aya adalah orang yang cuek tapi baik dan pinter,
Bintang gak jauh beda dengan Aya dia orangnya dingin tapi banyak juga yang
naksir sama dia, Lala orangnya baik tapi dia jarang diperhatiin sama orang
tuanya, Vivi orangnya suka telat kalau ada janji, Resa dia orang paling jahil
di antara mereka, kalau Afna dia paling pendiam dan paling baik. Mereka selalu
bersama walaupun mereka tidak satu kelas namun mereka tetap sering berkumpul
seperti saat ini.
“La,
kita pingin banget ketemu sama orang tuamu dari orang tua kita semua Cuma orang
tua kamu yang belum kita kenal” celetuk Resa
“aku
sih pinginnya juga gitu ingin ngenalin orang tuaku ke kalian tapi mau gimana
lagi aku aja jarang ketemu orang tuaku saat aku bagun tidur mereka sudah
bersiap untuk pergi kerja, saat aku tidur orang tuaku baru pulang, gak enak deh
kalau gak di perhatiin sama orang tua” jawab Lala
“apa
kamu ngak pernah protes dengan orang tuamu tentang hal itu.?” Tanya Vivi
“pernah
sih tapi aku takut ngomonginnya sama orang tuaku jadi protesnya hanya ada di
hati saja” jawab Lala dengan sedikit sedih
“apa
kamu gak pernah menelephon mereka? Walaupun hanya untuk bertegur sapa” Tanya
Aya
Lala
pun menggeleng dan menjawab “aku takut menelephon orang tuaku”
“takut
apa.? Masa sama orang tua sendiri takut telephone” Tanya Bintang
“aku
takut bila harus mengganggu pekerjaan mereka” jawab Lala
“coba
deh la ntar pulang sekolah kamu telphon orang tuamu, siapa tau orang tuamu juga
ingin berbincang-bincang denganmu.?” Saran Aya
“iya
deh ntar sepulang sekolah aku akan coba telephon orang tuaku” jawab Lala
Merekapun
terus mengobrol sampai akhirnya bel masuk pun berbunyi
Sepulang
sekolah dengan hati yang sedikit canggung akhirnya Lala memberanikan diri untuk
menelephon orang tua nya
“Ma.
.” ucap Lala
“ada
apa La.? Tumben telphon Mama” jawab Mama Lala dengan sedikit kaget
“Gak
ada apa-apa kok Ma, Cuma pingin nelphon aja. Mama sekarang gak sibuk.?”
“Gak
kok sekarang lagi istirahat. Gimana tadi di sekolah.?”
“baik
kok Ma.”
“Ooo…”
“Ma,
aku pingin banget kayak temen-temen aku yang setiap hari selalu diperhatiin
sama orang tuanya” pinta Lala
“maafin
Mama ya sayang kalau Mama gak pernah perhatiin kamu. Mama janji mulai besok
Mama akan telphon kamu dan kalau Mama lupa kamu telphon dulu aja.! Walaupun
kita jarang ketemu tapi bisa tetap dekat.” Saran Mama Lala
“Iya
Ma, ,”
Suatu
sore ada seseorang yang datang ke rumah Lala
Tok
tok tok,,,
Lala
pun membuka pintu rumahnya, dengan terkejut Lala menemukan sesosok orang yang
sangat ia kenal yaitu Bintang
“kok
tumben kamu kesini.?” Tanya Lala dengan sedikit bingung
“iya
nih ada perlu sedikit” jawab Bintang
“perlu
apa.?”
“pingin
curhat nih”
“kan
bisa sama temen-temen di sekolah”
“tapi
ini tuh rahasia banget, please ya La” pinta Resa
“rahasia
kok diomongin.?”
“kan
Cuma kamu yang aku kasih tau”
“ya
udah deh gak papa, mau curhat ap.?”
“gini
La kenapa ya setiap kali aku ketemu sama Aya bawaannya seneng gitu, terus kalau
ketemu dia tu bawaannya pingin senyum terus. Itu kenapa La.?”
“mungkin
kamu suka kali sama Aya” jawab Lala dengan sedikit jutek
“masa
aku suka sama sahabat sendiri”
“kan
cinta tak memandang apapun”
“iya
juga ya, terus gimana aku ngungkapinnya?”
“masa
kamu gak pernah nembak cewek.? sampai tanya gimana cara ngungkapinnya” jawab
Lala dengan nada sebel
“pernah
sih, tapi kan kalau sahabat sendiri malah sulit, ntar kalau aku ngungkapin
perasaanku ke dia terus dia malah gak mau dekat lagi sama aku gimana? Kan kita
udah sahabatan dari dulu, masa cuma gara-gara aku anggota kita jadi berkurang.?”
“bener
juga sih, oh ya gini aja gimana kalau kamu saat ngungkapin perasaan ke Aya kamu
bilang kalau dia gak terima kamu gak papa yang penting kamu udah lega bisa
ngungkapin perasaan kamu ke dia”
“bagus
juga ide kamu, makasih ya La udah bantuin mikir buat ngungkapin perasaanku ke
Aya”
“iya
sama-sama”
“ya
udah, aku pulang dulu ya La, makasih bantuannya”
“iya
hati-hati, ,”
Di
bawah langit malam yang dipenuhi dengan bintang yang bersinar ada seseorang
yang sedang melamun menatap langit yang gelap, di dalam hatinya ia berkata
“kenapa
harus dia yang kamu pilih kenapa bukan aku yang kamu pilih, belum tentu juga
dia punya perasaan yang sama sama kamu, yaa Allah kuatkanlah aku untuk menerima
semua ini, semoga mereka bahagi, yaa Allah kuatkanlah aku untuk mengorbankan
perasaanku demi sahabatku
Aminn…”
Keesokan
harinya saat istirahat di sekolah
“ya,
ikut aku yuk” ajak Bintang
“kemana.?”
Tanya Aya
“udah
ikut aja yuk” paksa Bintang sambil menarik tangan Aya
“kita
kemana sih.?” Tanya Aya dengan bingung
“ke
taman”
“ngapain
disana.?”
“udah
nurut aja”
Di
taman Aya dan Bintang ditemani oleh suara kicauan burung yang terbang kesana
kemari, Aya dan Bintang pun duduk di sebuah kursi panjang yang ada disana
“ngapain
kita disini.?” Tanya Aya
“aku
mau ngomong sesuatu Ya”
“ngomong
apa.? kan bisa sama temen-temen”
“gak
Ya ini khusus buat kamu”
“emangnya
mau ngomong apa sih.? kok gak boleh tau temen-temen” Tanya Aya
“Ya,
sebenernya aku tuh sayang banget sama kamu melebihi seorang sahabat, aku ingin
Ya kita bisa pacaran tapi kalaupun kamu gak mau gak papa kok, aku udah cukup
lega bisa jujur dengan perasaanku” ucap Bintang sembari memegang tangan Aya
“aku
mau kok jadi pacar kamu sejujurnya aku juga mempunyai perasaan lebih ke kamu”
jawab Aya setelah berfikir agak lama
Di
tempat lain
“La,
mereka kemana sih lama banget” Tanya Vivi
Lala
hanya menjawab dengan mengangkat bahu
“bengong
aja kamu dari tadi, ada apa sih.? cerita donk.!” ucap Resa
“gak
ada apa-apa kok” jawab Lala
Beberapa
saat kemudian Bintang dan Aya menghampiri mereka dengan senyum yang menghiasi
wajahnya. Melihat Aya dan Bintang datang Lala langsung berpamitan
“aku
ke kamar mandi dulu ya” pamit Lala
“iya
La” jawab Resa, Vivi, dan Afna
Lala
langsung meluncur ke kamar mandi
“Lala
kemana?” Tanya Aya
“ke
kamar mandi” jawab Afna
“kok
senyum-senyum sendiri ada apa nih.?” Tanya Vivi bingung
“hemmm…
kan kita baru aja jadian” jawab Bintang
“ciyeee,
traktiran donk” ceketuk Resa
“ya
udah ntar makanan yang udah kalian makan aku bayarin deh” jawab Bintang
“nah,
gitu kan enak” ucap Resa
“ke
kelas yuk udah mau masuk nih” ajak Aya
“Lala
gimana donk.?” Tanya Vivi
“ntar
dia aku cari aja” jawab Aya
“ya
udah yuk”
Di
toilet Lala sedang menangis sejadi-jadinya di tengah tangisannya dia tersentak
kaget saat ada seseorang memanggil-manggil namanya dengan secepat kilat ia
membasuh mukanya dan langsung menuju keluar
“La,
lala” panggil Aya
“iya
Ya”
“lama
banget sih ke toiletnya”
“maaf
ya”
“ya
udah, yuk ke kelas udah mau masuk nih”
“yuk”
Keesokan
paginya di rumah Lala
“non
Lala bangun udah pagi non” perintah pembantu di rumah Lala
“Lala
pusing bi” jawab Lala dengan nada lemas
“non,
badan non panas, bibi telphon mama dulu ya”
Setelah
pembantu Lala menelephon Mama Lala pembantu Lala langsung mengompres Lala.
Tak
berapa lama kemudian Mama Lala datang
“Lala,
kamu kenapa sayang.? Badan kamu panas, kita kerumah sakit ya sayang”
Lala
hanya bisa mengangguk menuruti keinginan Mamanya
Saat
istirahat Di sekolah
“Lala
kemana kok ngak ada.?” Tanya Resa
“dia
sakit” jawab Aya
“nanti
pulang sekolah kita ke rumahnya gimana.?” Usul Vivi
“iya
deh” jawab Aya
Sepulang
sekolah mereka langsung menuju ke rumah Lala
“assalamualaikum”
ucap mereka bersamaan
“waalaikum
salam” jawab pembantu di rumah Lala
“bi,
Lalanya ada.?”
“Non
Lala dibawa kerumah sakit non sama mamanya”
“ya
udah makasih, kita langsung kerumah sakit aja”
Merekapun
langsung meluncur ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit mereka langsung
menuju ke kamar tempat dirawatnya Lala. Di tepi ranjang Lala ada Mama Lala yang
sedang duduk termenung
“tante
Lalanya gimana.?” Tanya Aya
“Lala
masih belum sadar” jawab Mama Lala
“emangnya
Lala sakit apa tante.?” Tanya Resa
“tante
belum tahu pasti, tapi yang jelas badannya dari tadi pagi masih tetap panas
belum turun juga suhu badannya”
“tante
yang sabar ya, kita doain semoga Lala gak kenapa-kenapa” seru Afna
Mama
Lala hanya mengangguk
Merekapun
duduk di samping ranjang Lala, setelah beberapa saat mereka duduk tiba-tiba
jari tangan Lala bergerak. Melihat hal itu Mama Lala langsung memanggil dokter,
“maaf,
bisa keluar sebentar.!” Pinta dokter
Mereka
pun langsung keluar dari ruang rawat Lala.
Beberapa
saat kemudian dokter keluar dari ruang rawat Lala
“dokter
bagaimana keadaan anak saya” Tanya Mama Lala
“dia
sudah sadar, silakan masuk” jawab sang dokter
Mereka
pun segera masuk dan ditemuinya Lala yang terbaring di atas ranjang
“La,
gimana keadaan kamu.?” Tanya Aya
“udah
agak baikan kok, cuma masih pusing” jawab Lala dengan lemas
“kok
bisa sampai seperti ini, memangnya kamu mikirin apa.?” Tanya Vivi
“gak
mikirin apa-apa kok, mungkin udah waktunya aja” jawab Lala
“oww,
kirain mikirin apa gitu” celetuk Resa
Merekapun
mengobrol sampai jam besuk habis
Malam
harinya di tengah tidurnya yang lelap Aya ditelphon Mama Lala
“Ya,
Lala” ucap Mama Lala dengan gugup
“Lala
kenapa tante.?” Tanya Lala khawatir
“Lala,
udah meninggal Ya”
“ya
udah tante Aya langsung ke rumah sakit aja”
Aya
pun langsung meluncur kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit ia sangat
terkejut saat melihat badan Lala yang telah terbujur kaku.
Pagi
harinya jenazah Lala langsung di kuburkan, setelah pulang dari pemakaman Lala
Mama Lala memberikan sebuah surat untuk mereka berlima, yang isinya
“Teman-teman maafin aku ya, kalau
aku punya salah sama kalian. Aku mau jujurnih tapi jangan marah ya J
terutama buat Aya dan Bintang, buat Bintang sejujurnya dari dulu aku sayang
sama kamu melebihi seorang sahabat, aku terkaget saat kamu bilang kalau kamu
suka sama Aya dan aku pun sadar bahwa selama ini kamu telah mencurahkan rasa
sayang kamu sama Aya, tapi aku sekarang udah rela kalau kalian pacaran semoga
kalian bisa bahagia selamanya dan terus langgeng. Buat Aya aku sejujurnya iri
sama kamu, kamu bisa dapat apa aja yang kamu mau tanpa berusaha keras, tapi aku
juga harus bilang terima kasih sama kamu karena kamu bisa buat aku dan orang
tuaku dekat kembali. Makasih sahabat buat semuanya semoga kalian bisa terus
bahagia walaupun tanpa aku, jangan sedih jika aku sudah tak bersama kalian lagi
di kehidupan ini tapi aku akan tetap ada di hati kalian”